Gagagasan Pola Rekrutmen Partai : Menjawab Problem Regenerasi

Das sollen das sein, rekrutmen politik yang ada dalam politik kekinian sering dipertanyakan, (tarik contoh dari pelaksanaan Pilkada serentak) karena sering terjadinya sebuah partai politik enggan mengajukan kadernya sendiri. Walaupun memang mungkin hal itu disebabkan adanya keinginan partai politik untuk mencalonkan orang terbaik, namun bukannya hal tersebut cenderung menunjukan kelemahan rekrutmen partai politik? Dugaan hal tersebut disebabkan oleh sistem rekrutmen tertutup sehingga syarat dan prosedur pencalonan (partai politik) tidak dapat diketahui umum secara bebas. Sehingga untuk memperbaiki itu semua, perlu dibentuk pola rekrutmen dengan prosedur terbuka yang dapat diketahui secara luas.

Selain itu, untuk melatih kepemimpinan dan manajemen seorang kader partai hingga nantinya siap untuk dicalonkan sebagai kepala daerah serta menjalankan pemerintahan, perlu untuk menerapkan sistem berjenjang dalam manajemen organisasi partai. Menurut Lili Romli dalam sebuah jurnal berjudul “Pilkada Langsung, Otonomi Daerah, dan Demokrasi Lokal”, sistem tersebut dijalankan lewat beberapa tahapan, yaitu: Partisan, compartmentalization, Immidiate survival, hingga civil service reform. Sistem tersebut diharapkan dapat menumbuhkan bibit-bibit kepemimpinan hingga mampu menjawab tantangan regenerasi partai.