Gagagasan Pola Rekrutmen Partai : Menjawab Problem Regenerasi

Dalam jurnal yang telah disebutkan di atas, Lili Romli menyebutkan bahwa pada tahap awal untuk menjadi anggota, dapat dilakukan proses rekrutmen partisan dapat dijalankan dengan merekrut pendukung yang kuat dan memiliki loyalitas tinggi. Kemudian Immediate survival yang dilakukan tanpa melihat kemampuan, dilakukan terhadap para anggota untuk memilih staf dalam departemen atau bagian tertentu yang dirotasi dalam periode tertentu agar anggota memahami roda organisasi partai. Lalu dilanjutkan dengan proses compartmentalization yang berdasar pada latar belakang pendidikan atau pengalaman untuk memilih staf ahli, sekretaris, maupun kepala dalam departemen atau bagian tertentu dalam partai. Hingga tahap akhir, yaitu pilihan civil service reform untuk menjadi ketua (baik dalam tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota) dengan cara melihat kemampuan dan loyalitas seorang anggota.

Hal yang telah dijelaskan tersebut dilakukan dengan metode berjenjang agar tiap kader partai politik dapat terlatih kemampuannya. Hal ini juga untuk meminimalisir pihak-pihak tertentu untuk langsung menduduki jabatan strategis partai, padahal baru bergabung dengan partai tersebut. Nantinya proses regenerasi dan kaderisasi pun akan semakin terstruktur jika suatu partai memiliki pola rekrutmen yang baik dan mampu merepresentasikan bagaimana penjabaran rekrutmen kader partai politik yang baik sebagaimana amanat UU Partai Politik.