Indonesia, The Next India?

Ahli Epidemiologi, Irwan Muryanto menyatakan bahwa kebijakan ini seharusnya dilakukan lebih awal, tidak hanya di Jawa dan Bali, tetapi di semua wilayah. Seorang Epidemiologi lain, Pandu Riono mengatakan bahwa pembatasan ini “tidak cukup kuat”, dan seharusnya dilakukan sebelum libur Idul Fitri awal Mei lalu, ketika jutaan orang Indonesia melanggar larangan mudik. Ironisnya, pemerintah sempat menyangkal di awal bahwa dilanggarnya larangan mudik merupakan penyebab dari kondisi darurat COVID-19 yang terjadi di Indonesia saat ini. Akhirnya juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengakui bahwa lonjakan kasus COVID-19 dipicu oleh peningkatan aktivitas sejak Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri.

Apabila membandingkan Indonesia dengan India, kemampuan Indonesia untuk merawat pasien COVID-19 yang sakit parah, secara signifikan lebih rendah daripada India. Indonesia, dengan 270 juta orang, menurut data dari Asosiasi Rumah Sakit Indonesia hanya memiliki 8.485 tempat tidur perawatan intensif. Jumlah ini kurang dari setengah tempat tidur perawatan intensif (per kapita) di India. Erlina Burhan, seorang ahli paru di salah satu rumah sakit utama di Jakarta, mengatakan, fasilitas itu sudah kelebihan kapasitas. Staf memasukkan 11 pasien ke bangsal isolasi darurat yang dirancang untuk tujuh orang.