Musik dalam Dunia Propaganda

Entah terkait atau tidak, mungkin itulah alasan mengapa banyak rakyat pada masa itu masuk sebagai anggota PETA, Kempetai, ataupun Heiho. Pada masa pendudukan Jepang pula, tersohor lagu-lagu propaganda seperti “Hancurkanlah Musuh Kita Itulah Inggris dan Amerika”, “Asia Sudah Bangkit”, “Bagimu Negeri”, dan bahkan lagu “Menanam Jagung” yang merupakan sarana Jepang untuk mengajak rakyat Bumiputera Hindia Belanda untuk menanam jagung guna mengatasi kelaparan. Bahkan hal tersebut diperkuat oleh pidato Bung Karno yang disiarkan melalui radio dengan mengatakan “Saudara/i terutama kaum wanita, dalam waktu yang terluang tanamlah jagung untuk kebutuhan sehari-hari!”.

Tak hanya berhenti sampai disitu, karena pasca kemerdekaan tepatnya pada masa Orde Baru, propaganda-propaganda melalui musik dan lagu terus bermunculan. Mungkin semua teringat pada lagu Genjer-Genjer yang dilarang pada masa Orde Baru? Entah benar propaganda atau tidak, faktanya lagu tersebut erat dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia. Setidaknya itulah yang tergambar dalam film Pemberontakan G30S. Seperti yang disadur dari Tirto.Id, saking dikaitkannya, mungkin itulah pula yang menjadikan Ulan Parlindungan dalam publikasi “Mitos Genjer-Genjer: Politik Makna dalam Lagu” menyebut lagu tersebut sebagai Bid’ah, larangan terkutuk yang menyetarakannya seperti hukum Tuhan dalam kitab suci agama-agama samawi.