Oleh: Joshua

Kesal, marah, jengkel, mungkin itu respon sebagian besar masyarakat ketika menonton potongan video berisi statement seorang anggota parlemen yang memperjelas bahwa kekuasaan memang hanya berada di tangan segelintir orang, atau yang biasa disebut sebagai oligarki. Kekesalan semakin bertambah ketika mendengar cekikikan tawa orang-orang di ruangan yang seolah menjadi stempel pengesahan atas pernyataan tersebut. Pernyataan anggota DPR yang menyebutkan bahwa lobi utama untuk menjebolkan suatu regulasi berada di tangan “bos-bos” mereka seperti menegaskan bahwa public policy disusun secara tidak transparan.

Hannah Pitkin dalam bukunya “The Concept of Representation” sebenarnya sudah seperti memberi warning dari teori yang dikemukakannya. Salah satunya ialah menyebutkan teori perwakilan deskriptif, artinya para wakil merefleksikan kelompok yang ada di dalam masyarakat, tetapi tidak secara inheren melakukan sesuatu untuk konstituen. Hal itu nampak sesuai dengan kondisi saat ini yang mana parlemen menciptakan berbagai regulasi yang tidak sesuai keinginan konstituennya. Selain itu, keberadaan sistem yang mengelompokan orang-orang “berjaket” sama yang disebut sebagai fraksi dinilai juga menjadi biang kerok dalam masalah ini.